Latest Movie :

Review : Tidak Bicara Cinta

Review : Tidak Bicara Cinta
Film dengan judul internasional What They Don’t Talk About When They Talk About Love ini menjadi film Indonesia pertama yang berkompetisi di festival film Sundance, juga mendapat penghargaan NETPAC (Network for the Promotion of Asian Cinema) di Festival Film Internasional Rotterdam 2013. Film kedua Mouly Surya ini juga sudah menyambangi dua festival film internasional lain, yaitu Goteborg dan Hong Kong. 

Diana (Karina Salim) dan Fitri (Ayushita Nugraha) adalah teman sekamar dan sekolah dalam sebuah sekolah luar biasa. Fitri buta sejak lahir, sementara Diana kesulitan melihat kecuali dari jarak yang dekat sekali. Di usia remaja, mereka berkenalan dengan cinta. Masing-masing berusaha mengerti perasaan yang baru ini, juga mengakali sekat-sekat yang ada. 

Ini misalnya saat Diana berusaha menarik perhatian Andhika (Anggun Priambodo) dengan memakai minyak wangi yang membuat Andhika menoleh. Atau bagaimana Fitri hanyut dalam berkirim surat cinta dengan Edo (Nicholas Saputra), anak ibu penjual makanan di sekolah. Edo yang tuli awalnya memperdaya Fitri dengan berpura-pura menjadi hantu yang dikhayalkan Fitri, tapi diam-diam belajar bahasa Braille demi terus menulis surat untuk Fitri.

Dialog yang tidak terlalu banyak, terutama di 30 menit pertama, diperkuat dengan sinematografi yang bagus sepanjang film. Ilustrasi musik yang indah oleh Zeke Khaseli dan Yudhi Arfani juga berperan besar dalam menata mood film. Dan di atas itu, pada wajah-wajah Diana, Fitri, Edo, dan Andhika, kita bisa melihat emosi-emosi yang subtil dan penting. Karena cinta, mereka bingung sekaligus senang. Ada saatnya mereka gusar tapi juga ada bahagia. Macam-macam perasaan itu muncul dan berhasil menyentuh.

Yang menarik, Tidak Bicara Cinta juga mengajukan sudut pandang yang lain, menawarkan berbagai pertanyaan. Umpama Diana dan Fitri tidak buta, apa hidup mereka jadi berbeda, jadi lebih baik? Umpama Andhika tidak kehilangan bola mata, apa dia bisa jatuh cinta pada Diana?

Ini dituangkan dalam beberapa adegan yang dimaksudkan sebagai alternate reality, saat Diana dan Fitri tidak buta atau Edo bisa mendengar. Diana fasih menari balet, sementara Fitri dan Edo bicara tentang hubungan mereka. Beberapa hal mungkin bisa jadi lebih baik, tapi beberapa lainnya tidak terlalu berbeda.

Di film ini, cinta yang dalam dunia ‘biasa’ penuh dengan citra dan kata-kata ditelanjangi menjadi perasaan yang mentah, yang tanpa syarat. Mengutip pernyataan Mouly Surya, cinta (remaja) di sini dirasakan lewat sentuhan dan momen, bukan lewat paras yang cantik atau tampan, juga tidak lewat kata-kata. Karena itu, Tidak Bicara Cinta membicarakan cinta dengan piawai.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | M Saputra Tambun |
Copyright © 2013. Berita Film Terbaru dan Ulasan Film Terlengkap | Lorong Film - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Media Partner Lorong Musik
Proudly powered by Blogger